Banyak hal yang
dianggap membatalkan shalat atau dianggap tidak boleh dilakukan dalam shalat
padahal ternyata hal-hal tersebut boleh dilakukan. Berikut ini adalah hal-hal
yang diperbolehkan oleh syari’at untuk dilakukan ketika shalat dan tidak
membatalkan shalat:
1. Menggendong
anak kecil ketika shalat
فعن أبي قتادة ((أن رسول الله صلى الله عليه و
سلم كان يصلي و هو حامل أمامة بنت زينب بنت رسول الله صلى الله عليه و سلم فإذا
سجد وضعها و إذا قام حملها))
Dari Abu Qatadah, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah shalat dan dia menggendong Umamah binti Zainab
binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika sujud beliau
meletakkannya dan ketika berdiri beliau menggendongnya lagi.” 1
2. Sedikit
berjalan karena ada kebutuhan
فعن عائشت قالت: ((كان رسول الله صلى الله عليه و
سلم يصلي في البيت, و الباب عليه مغلق, فجعت فاستفتحت فمشى ففتح لي, ثم رجع إلى
مصلاه, ووصفت أن الباب في القبلة))
Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah shalat di rumah, dan pintu dalam keadaan terkunci.
Kemudian aku datang dan meminta dibukakan pintu, lalu Rasulullah berjalan dan
membukakan pintu untukku. Kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya, dan aku
mengetahui bahwasanya pintu berada di arah kiblat.”2
3. Mencegah
orang yang hendak lewat di depannya ketika shalat
Ketika sedang shalat, diperbolehkan
menjulurkan tangan untuk menghalangi orang yang hendak melintas di depan kita.
Sesuai dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abu
Sa’id al-Khudri:
((إذا صلى أحدكم إلى
شيء يستره من الناس, فأراد أحد أن يجتاز بين يديه فليدفعه, فإن أبى فليقاتله فإنما
هو شيطان))
“Jika seseorang diantara kalian shalat menghadap sesuatu yang
membatasinya dengan manusia, kemudian seseorang hendak lewat di antara kedua
tangannya (di hadapannya) maka cegahlah orang itu. Jika dia menolak (masih
tetap ingin lewat), maka perangilah dia karena sesungguhnya dia adalah setan.”3
4. Membunuh
ular, kalajengking, dan hewan lain yang membahayakan ketika shalat
عن أبي
هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم ((أمر بقتل الأسودين في الصلاة: العقرب
والحية))
Dari Abu Hurairah, “bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh dua hewan yang
berwarna hitam ketika shalat: yaitu kalajengking dan ular.”4
5. Memindahkan
kaki orang yang tidur karena ada kebutuhan
عن عائشة
قالت: ((كنت أمد رجلي في قبلة النبي صلى الله عليه و سلم و هو يصلي, فإذا سجد
غمزني, فإذا قام مددتها))
Dari ‘Aisyah, dia berkata: “Aku pernah
meluruskan kakiku di arah kiblat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika beliau sedang shalat. Jika beliau sujud, beliau memindahkan kakiku, dan
jika beliau berdiri aku meluruskan kakiku lagi.”5
6. Mengerjakan
shalat dengan memakai sandal
Dari Sa’id bin Yazid, Dia berkata: Aku
pernah bertanya kepada Anas bin Malik, “Apakah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat dengan mengenakan sepasang
sandal?” Dia menjawab, “Ya.”6
An-Nawawi menjelaskan, pada hadits ini
terdapat keterangan mengenai dibolehkannya shalat dengan memakai sandal dan
khuf selama diyakini kebersihannya dari najis.
7. Melepas
sandal atau semacamnya ketika shalat karena ada kebutuhan
عن أبي سعيد الخدري قال: ((بينما رسول الله صلى
الله عليه و سلم يصلي بأصحابه إذا خلع نعليه فوضعهما عن يساره فلما رأى ذلك القوم ألقوانعالهم....))
Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata:
“Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama
para sahabatnya, tiba-tiba beliau melepas kedua sandalnya kemudian meletakkan
keduanya di sebelah kiri beliau. Ketika para sahabat melihatnya, mereka pun
langsung melepaskan sandal-sandal mereka ....”7
8. Meludah
pada baju atau sapu tangan/tissue
عن جابر عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال:
((إنأحدكم إذا قام يصلي فإن الله تبارك و تعال قبل وجهه, فلا يبصقن قبل وجهه ولا
عن يمينه, وليبصق عن يساره تحت رجله اليسرى فإن عجلت به بادرت فليقل بثوبه هكدا))
ثم طوى ثوبه بعده على بعض
Dari Jabir dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, Beliau berkata: “Sesungguhnya jika seseorang di antara
kalian berdiri untuk mengerjakan shalat, maka sesungguhnya Allah tabaraka wa
ta’ala berada di hadapannya. Maka janganlah meludah ke arah depan dan
jangan pula ke arah kanan, akan tetapi meludahlah ke arah kiri di bawah kaki
kirinya. Jika tergesa-gesa dengannya (tidak bisa menahan ludahnya) maka
meludahlah di bajunya seperti ini.” Kemudian beliau melipat bajunya sebagian
atas sebagian yang lain.8
9. Memperbaiki
baju dan menggaruk badan ketika shalat
فعن جرير الضبي قال: ((كان علي إذا قام في الصلاة
وضع يمين علي رسغ يساره, ولا يزال كذلك حتى يركع إلا أن يصلح ثوبه أو يحك جسده))
Dari Jarir adh-Dhabbi, dia berkata: “Ali
jika berdiri di dalam shalat, dia meletakkan tangan kanannya di pergelangan
tangan kirinya, dan senantiasa seperti itu hingga ia ruku’ kecuali jika ia
memperbaiki bajunya atau menggaruk badannya.”9
10. Bertasbih
bagi laki-laki dan bertepuk tangan bagi perempuan jika terjadi kelupaan di dalam
shalat
لقوله النبي صلى الله عليه و سلم: ((... من نابه
شيء في صلاته فليسبح, فإنه إذا سبح التفت إليه, وإنها التصفيح للنساء))
Sesuai dengan hadits nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam: “... jika terjadi sesuatu di dalam shalatnya maka
bertasbihlah, maka jika ia bertasbih menolehlah (imam) kepadanya
(memperhatikannya), dan sesungguhnya bertepuk tangan adalah bagi perempuan.”10
Makna bertepuk tangan adalah memukulkan
telapak tangan ke atas punggung telapak tangan yang lain.11
11. Melihat ke
sebelah kanan atau ke sebelah kiri karena kebutuhan
عن جابر قال: ((اشتكى رسول الله صلى الله عليه و
سلم فصلينا وراءه و هو قاعد, و أبو بكر يسمع الناس تكبيره, فالتفت إلينا فرانا
قياما فأشار إلينا فقعدنا فصلينا بصلاته قعودا))
Dari Jabir, dia berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengeluh. Kami shalat di belakang beliau dan
beliau dalam keadaan duduk, dan Abu Bakar memperdengarkan kepada manusia bacaan
takbirnya, maka beliau menoleh kepada kami dan melihat kami shalat dalam
keadaan berdiri, dan beliau berisyarat kepada kami, maka kami pun duduk, dan
sholat sesuai dengan sholat beliau, yaitu dalam keadaan duduk. “12
12. Membalas
salam dengan isyarat kepada orang yang memberi salam kepadamu
Jika seseorang mengucapkan salam kepadamu
sedangkan kamu sedang melaksanakan shalat, maka sudah jelas bahwasanya tidak
boleh membalasnya dengan ucapan, akan tetapi boleh membalasnya dengan isyarat
menggunakan tangan.
فعن ابن عمر قال: خرج رسول الله صلى الله عليه و
سلم إلى قباء يصلي فيه, فجاءته الأنصار فسلموا عليه و هو يصلي, فقلت لبلال: كيف
رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يرد عليهم حين كانوا يسلمون عليه و هو يصلي؟
قال: هكذا, و بسط كفه [و جعل بطنه أسفل و جعل ظهره إلى فوق]
Dari Ibnu Umar, dia berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah keluar menuju masjid Quba untuk shalat di
dalamnya. Kemudian sahabat anshar datang dan memberikan salam kepada beliau
sedangkan beliau sedang shalat, maka aku berkata kepada Bilal: bagaimana engkau
melihat rasulullah membalas salam mereka ketika mereka memberikan salam kepada
beliau sedangkan beliau sedang shalat? Bilal berkata: Seperti ini, dengan
membentangkan telapak tangan beliau (beliau menjadikan telapak tangannya berada
di bawah dan menjadikan punggung tangannya ke arah atas).13
13. Mengangkat
kepala ketika sujud untuk mengecek keadaan imam ketika imam memanjangkan
sujudnya
Jika kamu sedang shalat berjama’ah dan
imam memanjangkan sujudnya atau tidak terdengar takbir atau semisal itu maka
boleh bagimu, ketika kamu sedang sujud, untuk mengangkat kepalamu untuk
mengecek keadaan imam.
فعن عبد الله بن شداد عن أبيه قال: ((خرج علينا
رسول الله صلى الله عليه و سلم في إحدى صلاتي العشاء و هو حامل حسنا أو حسينا
فتقدم رسول الله صلى الله عليه و سلم فوضعه ثم كبر للصلاة فصلى, فسجد بين ظهراني
صلاته سجدة أطالها, قال أبي: فرفعت رأسي و إذا الصبى على ظهر رسول الله صلى الله
عليه و سلم و هو ساجد فرجعت إلى سجودي, فلما قضى رسول الله صلى الله عليه و سلم
الصلاة قال الناس: يا رسول الله إك سجدت بين ظهراني صلاتك سجدة أطلتها حتى ظننا أنه
قد حدث أمر, أو أنه يوحى إليك, فقال: ((كل ذلك لم يكن, ولكن ابنى ارتحلنى فكرهت أن
أعجله حتى يقضى))
Dari Abdullah bin Syadad dari bapaknya,
dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju
kami dalam salah satu shalat isya sedangkan beliau menggendong Hasan atau
Husain. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maju dan
meletakkannya kemudian bertakbir untuk memulai shalat, kemudian beliau shalat.
Beliau bersujud di tengah shalatnya dengan sujud yang panjang. Bapakku berkata:
“Aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil di atas punggung Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sedangkan beliau sedang sujud, kemudian aku kembali
bersujud. Ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah selesai shalat, para sahabat berkata: “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau bersujud di tengah shalatmu dengan sujud yang
panjang hingga kami mengira bahwasanya telah terjadi sesuatu, atau bahwasanya
hal tersebut diperintahkan kepadamu, Rasulullah menjawab: “Hal tersebut tidak
mungkin, akan tetapi anakku menaiki punggungku maka aku enggan untuk
mempercepatnya sampai ia selesai (menaiki punggungku).14
14. Melihat
mushaf dan membaca darinya ketika shalat sunnah karena kebutuhan
Adapun yang dimaksud kebutuhan seperti
menghendaki memperlama berdiri dalam shalat, sedangkan ia tidak hafal. Maka
tidak mengapa membaca dari mushaf ketika shalat.
فعن القاسم أن ((عائشة كانت تقرأ في المصحف فتصلى
في رمضان)) و قال القاسم: ((كان يؤم عائشة عبد يقرأ في المصحف))
Dari al-Qasim bahwasanya “’Aisyah pernah
membaca dari mushaf ketika shalat di bulan Ramadhan.”15 Dan berkata
al-Qasim: “Pada hari itu ‘Aisyah beribadah (shalat) dengan membaca dari mushaf”16
15. Menutup
mulut ketika menguap
Dari Abu Sa’id Al-Khudri dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ
بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia
menahan mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.”17
16. Membetulkan
posisi seseorang yang berada di shaf dengan menariknya ke depan atau ke
belakang, atau memindahkan makmum dari kiri ke kanan
Seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam terhadap Ibnu Abbas, yaitu beliau memindahkannya dari
sisi kiri ke sisi kanan beliau ketika Ibnu Abbas ikut melakukan shalat malam di
sebelah beliau.18
Wallahu
waliyyut taufiq...
Rahadian Faisal
Referensi:
1. Shahih Fiqih Sunnah Jilid 1, Syaikh Kamal
bin As Sayid Salim, hal 307-310, penerbit Darut Taufiqqiyyah Litturotsi
2. Minhajul Muslim, Abu Bakr Jabir
al-Jazairy, Hal 177, penerbit Darus Salam
3. Kumpulan Tanya Jawab Seputar Shalat,
Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al-Musainid, penerbit al-mahira
Footnote:
1. HR. al-Bukhari (516), Muslim (543), dan
selain keduanya
2. HR. at-Tirmidzi (598), Abu Dawud (910),
dan an-Nasa’i (3/11), dihasankan oleh al-Albani
3. HR. al-Bukhari (1/136), Muslim (259)
dalam kitab shalat
4. HR. Abu Dawud (921), an-Nasa’i (1202),
at-Tirmidzi (390), dan ibnu Majah (1235), lafadz hadits tersebut darinya, dan
hadits tersebut shahih
5. HR. al-Bukhari (1209), Muslim (512), dan
selain keduanya
6. HR. Muslim
7. HR. Abu Dawud (555)
8. HR. Muslim (3008) dan Abu Dawud (477)
9. HR. Ibnu Abi Syaibah (1/391), dan
al-Bukhari (2/58)
10. HR. al-Bukhari (1201), dan Muslim (421)
dan lafadz hadits tersebut darinya
11. An-Nihayah karya ibnu Atsir (3/34)
12. HR. Muslim (413), an-Nasa’i (3/9), dan
Abu Dawud (588)
13. HR. Abu Dawud (915) dengan sanad shahih
14. HR. An-Nasa’i (2/230) dengan sanad hasan
15. HR. Abdur Razaq (2/240), dan ibnu Abi
Dawud dalam al-Mashahif (192)
16. HR. al-Bukhari secara muallaq dalam Kitab
Adab bab: Imam Ibadah, HR. Ibnu Abi Syaibah (2/338), dan Ibnu Abi Dawud dalam
al-Mashahif (192)
17. HR. Muslim (2995)
18. HR. al-Bukhari (183)
Sumber : Tulisan Kehidupan
Share
0 comments:
Post a Comment